Neo Moderenitas Dari Sentuhan Tradisional
Tidak
dapat dipungkiri kalau Indonesia memiliki kekayaan akan kain
tradisional yang tak pernah habis untuk dieksplorasi. Tetapi, hal ini
tak lantas membuat para desainer pasrah dengan kesan tua yang kerap
ditampilkan kain-kain tradisional tersebut.
Di hari keempat Indonesia Fashion Week,
Anda dapat merasakan perubahan atmosfir dari hari- hari sebelunya. Kali
ini lebih kental dengan budaya tradisional yang lebih modern. Ke- 16
desainer yang tampil dalam satu panggung ini, mengemas karya mereka
dalam tajuk “Ethnic Psychedelic”.
Tenun tradisional
Sedangkan Wignyo Rahadi dengan tema
‘Swarnadwipa’ membawakan beragam kreasi tenun yang dirancangan dengan
kesan feminin dan romantis. Teknik sulam benang putus, salur bintik,
full bintik, dan motif dari tenun Siika, NTT, dan Papua membuat kain
tenun ini tampil tidak biasa. Fomalhaut Zamel dan David adalah desainer
lain yang juga mengandalkan tenun pada peragaan kali ini.
Beda lagi cerita dari Lia Mustafa yang
terinspirasi dari anak-anak tuna netra. Melalui rancangannya yang
bertema ‘Lumiere 2′ Ia menampilkan pakaian-pakaian yang colorfull yang
berani menabrakkan warna dan juga motif sarung dan tenun yang digunakan
sebagai material utama.
Neo batik
Dengan cutting yang sederhana, Afif
Syakur dalam rancangan yang bertema Simply Versatile mencoba membawa
desain cocktail dress batik untuk pakaian yang lebih kasual. Sedangkan
Tedjo Laksono menghadirkan kombinasi batik dengan brokat. Elemen see
trough dari bahan brokat menambah kesan romantis dan seksi pada
keseluruhan penampilan.
Perkawinan dua budaya
Beberapa desainer tampak memadukan kain
tradisional dengan sentuhan luar. Seperti Estrelita yang memodifikasi
kebaya dengan bias etnik Spanyol. Atau rancangan Poppy Dharsono yang
terlihat elegan bergaya Eropa. Ia menyulap tenun menjadi jubah dan
menambahkan aksen fur.
Permainan motif
Membawakan tema rancangan ‘Panen’, Agnes
Budhisurya menampilkan beragam jenis pakaian termasuk jumpsuit, midi
dan maxi dress. Selain ciri khas motif flora yang sudah melekat, ada
keunikan dari rancangan Agnes, Ia menambahkan aksen-aksen juntaian padi
dari payet di hampir setiap busana.
Payet ini juga digunakan Gregorius Vici
untuk memberikan detil pada rancangannya. Jika Agnes dan Dana Rahardja
menampilkan bunga, Handy Hartono lebih menonjolkan motif naga .
Sedangkan Pinky Hendarto justru menggabungkan motif flora dan fauna
untuk mewarnai busana- busananya.
Garis Modern
Ternyata, tak hanya batik dan tenun yang
dapat diolah menjadi pakaian siap pakai. Ariani Pradjasaputra bahkan
berani mengolah bahan tikar dan goni untuk dijadikan pakaian-pakaian
yang sarat akan kesan playfull. Tekstur tikar yang sedikit kaku
memberikan siluet lebih konstruktif sebagai aksen pada bagian bahu.
Demikian juga dengan Melia Wijaya yang
juga menonjolkan cutting unik sebagai aksen pada bahu, selain lipatan-
lipatan geometris yang kuat. Tidak hanya busana struktural yang
mengesankan moderenitas, Oki Wong menyuguhkan busana berbahan transparan
untuk kesan seksi. (dwi06)
Incoming search terms:
model kebaya yg dibuat jadi gaun yg cantik (23),gaun2 yg cntik dan sederhana (19),dress batik modern untuk pesta yang sering di pakai artis (15),rias pengantin model anisa pohan (15),fashion gaun batik (12)Ristya Stefanie Konsisten Kreasi Gaun Pengantin Batik
Ide
untuk membuat gaun pengantin batik yang belum tercetus oleh desainer
manapun membuat Ristya Stefanie secara konsisten menjadikan kreasi
tersebut sebagai produk andalannya.
Desain batik dalam beragam busana telah
menjadi sebuah hal lumrah. Saat ini berbagai model busana batik dari
mulai anak-anak hingga orang dewasa tersedia dengan model yang cantik.
Namun di antara sederet busana tersebut,
ada model unik yang belum tergarap banyak desainer. Adalah gaun
pengantin batik yang mencirikan khas Indonesia itu menjadi pemikiran
Ristya Stefanie, desainer muda dari Surabaya untuk mengolahnya lebih
luas.
Konsep ini pun memang terbilang baru dan
belum banyak dilirik desainer. Untuk itu, selain mengusung niat
mempromosikan karya indah Indonesia, Ristya pun ingin agar kreasinya
tersebut dapat menjadi sebuah terobosan baru yang dapat menjadi pilihan
para pengantin, di mana selama ini gaun pengantin identik dengan bahan
putih polos atau kebaya.
Dari sana, Ristya pun secara konsisten
mengolah batik jadi gaun pengantin yang menawan dengan sentuhan desain
tradisional maupun internasional. Ristya pun berani menyatakan sebagai
salah satu pelopor desainer gaun pengantin batik karena menurutnya
selama ini busana pengantin berbahan batik belumlah menjadi sebuah
trend.
Batik merupakan salah satu identitas
bangsa Indonesia. Karena itulah, inspirasi memadukan batik dan gaun
internasional akan menjadi sesuatu yang elegan, glamor, dengan tetap
memunculkan nilai-nilai kebangsaan menjadi misinya. Karenanya, Ristya
pun secara konsisten memertahankan kreasi tersebut hingga saat ini.
“Gaun pengantin batik merupakan karya
andalan saya. Karya inilah yang ingin saya jadikan unggulan, yang
membedakan saya dengan perancang busana lainnya. Karena kecintaan saya
pada batik, maka saya ingin menjadikan batik menjadi sebuah karya yang
bisa digunakan pada hari istimewa seseorang saat menjadi pengantin.
Selama ini, busana pengantin memang
masih didominasi bahan kebaya. Saya ingin menampilkan sesuatu yang
berbeda yaitu gaun pengantin elegan dan glamor yang menggunakan
batik”. Dalam menjalankan roda usahanya, Ristya mengusung misi kerja
keras dan tak lelah berinovasi dalam menelurkan karya-karyanya.
Hal itu dilakukannya sebagai bentuk
penghargaan kepada para pelanggan setianya. “Saya ingin menjadikan
setiap pelanggan spesial. Oleh karena itu, saya senantiasa membuat
inovasi-inovasi dalam setiap rancangan agar pelanggan terlihat berbeda
di hari istimewanya,” tutup Ristya. (dwi53)
Incoming search terms:
rancangan baju pengantin (7),desain batik pengantin (5),penjahit kebaya pengantin surabaya (5),jahit baju pengantin surabaya (4),model gaun batik pernikahan (4)Gaun Pengantin Berbahan Batik
Masyarakat
pada umum, gaun pernikahan modern yang dikenal biasanya berwarna putih,
berbentuk seperti ball gown (gaun mengembang), tidak memiliki motif,
dan cenderung menggunakan manik-manik, bordir, atau payet di
permukaannya. Konsep gaun pengantin yang seperti itu saja membuat
perancang muda, Ristya Stefanie, ingin memunculkan sesuatu yang berbeda.
Ia pun menciptakan gaun pernikahan yang bermotif batik.
Bukan kain batik yang digunakan sebagai
bawahan atau sarung untuk paduan kebaya pernikahan yang ditawarkan
Ristya, melainkan kain batik yang disulap menjadi gaun pengantin. “Kain
batik itu milik Indonesia. Kenapa orang Indonesia tidak menggunakan
batik di hari spesialnya?” kata Ristya. Karena konsepnya batik, Ristya
pun tidak takut bermain warna. Dari tujuh gaun pernikahan batik yang
diciptakannya, semua berwarna jauh dari putih, yaitu biru, hijau, marun,
dan emas. “Ada satu gaun yang tetap putih, tapi bagian roknya
disisipkan kain batik,” ujarnya.
Agar bentuk gaun pernikahan batik
terlihat layaknya gaun modern, perempuan 25 tahun itu tidak menggunakan
batik tulis dan kain katun. Yang dia pakai adalah batik cap di atas kain
sutra atau satin. Kenapa menggunakan batik cap? “Kalau batik tulis,
kainnya lebih kaku. Jadi bentuk gaun tidak bisa jatuh seperti gaun
pernikahan modern,” ujarnya. Pada konsep gaun pengantin batik ini telah
populer di masyarakat Surabaya dan Yogyakarta. Kini Ristya mencoba
merambah pasar Jakarta.
Untuk sebuah gaun pengantin, Ristya
menawarkan harga sewa sekitar Rp 10-30 juta jika memesan secara khusus.
Meski berkonsep modern, gaun buatannya bisa dipadankan dengan konde Jawa
yang menggunakan rias paes atau jilbab. “Gaun memang modern. Tapi
karena batik, jadi bisa tetap tradisional,” katanya. Gaun pengantin
batik pernah juga dibuat oleh Chenny Han.
Perancang senior yang sudah malang
melintang di bidang busana pengantin ini pernah membuat gaun pengantin
batik black and white bersama Josephine Komara alias Obin pada tahun
2010. “Batik memiliki potensi bagus untuk dipakai sebagai bahan dasar
gaun pengantin. Hanya saja, orang Indonesia terbiasa menilai pernikahan
sebagai sesuatu yang sakral,” kata Chenny. (dwi36)
Incoming search terms:
MODEL JILBAB PAES PENGANTIN (8),gambar kebaya remaja aurel (7),paduan kebaya dan batik (6),bahan kebaya perpaduan biru tosca dan ungu (5),foto pernikahan modern (5)Motif Batik di Tahun Naga Air
Perajin
batik mengembangkan motif batik yang lekat dengan ikon budaya China. Di
antaranya, kosmologi Yin dan Yang, Naga dan Barongsai menjadi motif
batik yang dieksplorasi. Pemilik batik Mahkota, Julianni
Prasetyaningrum, mengatakan bahwa pihaknya memang sengaja mengeksplorasi
motif sesuai dengan momentum Imlek.
Misalnya, pada kongres PSSI yang
berlangsung di Solo pada November lalu, dirinya mengeksplorasi batik
motif bola. Hasilnya, batik tulis buatannya pun diborong oleh para
pembeli. Sekarang ini kami mengembangkan motif batik parang Naga dengan
tambahan motif Yin dan Yang.
Untuk warnanya pun kami mengaplikasikan
warna merah dan kuning, sebagai warna kebanggan bagi masyarakat
Tionghoa,” kata Julianni. Namun, bagi dirinya, mengeksplorasi batik
dengan motif ikon China sebetulnya ingin menunjukkan bahwa batik begitu
terbuka untuk dieskplorasi.
“Kalau dari sisi mode busana sudah
terbukti bahwa batik bisa dikreasikan dengan potongan yang modern. Nah,
sekarang, giliran motif batik yang dieksplorasi,” jelasnya. Hal serupa
juga dilakukan oleh Batik Danar Hadi, yang mengeluarkan batik dengan
motif Barongsai. Warna yang digunakan pun warna kuning.
“Kami memang sengaja mengembangkan motif
yang dekat dengan ikon budaya China, dengan potongan busana yang lebih
modern. Karena kami ingin menunjukkan bahwa batik itu terbuka, baik dari
segi motif dan potongan busananya,” ujar Area, sales coordinator Batik
Danar Hadi. (dwi30)
Incoming search terms:
makalah ekspor batik (8),trend batik masa kini (7),desain batik wanita modern (5),model baju batik alleira 2012 (4),penjahit batik di bandung (4)Batik Nusantara Menduniakan Bercorak Amerika
Kain
batik sudah dinobatkan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia
sejak Oktober 2009. Tidak menghentikan perjuangan dalam melestarikan
budaya nenek moyang, ini justru membangkitkan semangat untuk
mengembangkan batik hingga kemancanegara. Nilai-nilai dalam batik memang
telah diterima banyak negara lain, melewati proses akulturasi budaya.
Kain batik yang berkembang di negara
lain berbeda dengan batik yang sudah berkembang di Indonesia, dari segi
desain maupun tekniknya. Tapi, hal ini tidak boleh menjadi tembok
penghalang terhadap perkembangan batik kontemporer. Karena bagaimana
pun, sebuah budaya harus dikawinkan dengan budaya lokal agar dapat
diterima oleh masyarakat setempat.
Hal inilah yang mengakari American Batik Design Competition yang
digelar oleh Kedutaan Besar Indonesia di Amerika. Dengan menggabungkan
nilai-nilai budaya Amerika dan Indonesia, para peserta diwajibkan
membuat desain batik yang nantinya akan diproses ke material kain oleh
para perajin batik di Yogyakarta. ”Kompetisi ini ditujukan untuk
menduniakan batik, dan melahirkan corak batik sesuai American Style agar
batik dapat menjadi konsumsi fashion di Amerika,” ujar Dino Patti
Djalal, Duta Besar Indonesia untuk Amerika.Dimulai April 2011, lebih dari 100 desain batik diterima. Namun, hanya sembilan desain yang dijadikan batik oleh para perajin di Indonesia. Mayoritas mereka adalah seniman yang telah mengetahui batik dan pernah mempelajari desain batik Indonesia sebelumnya. Adalah Elizabeth Urabe yang berhasil memenangi kompetisi ini dengan desain berjudul Divine unity. Desain batiknya yang terlihat kompleks dengan beragam pola dan warna menggambarkan antusiasme kebebasan serta kemerdekaan.
“Saya menyelesaikan desain batik ini dalam satu minggu. Desain ini menggambarkan kesatuan spirit yang ada, memiliki kemampuan untuk menyatukan moral humanity. Kami bisa bekerja sama untuk perdamaian dunia,” ujarnya. Meski telah berhasil membuat desain batik yang sangat indah, Urabe mengaku belum bisa membatik. “Saya tidak bisa membatik, tapi saya bisa membuat desain batik. Saya pikir semua orang punya tanggung jawab masing-masing,” tuturnya.
Urabe memenuhi syarat penilaian seperti originalitas, kreativitas, pantas atau tidaknya dibuat batik, mencerminkan budaya Indonesia, dan mengawinkan budaya Amerika dengan Indonesia. “Coraknya kompleks dan memiliki nilai spiritual yang tinggi,” ujar Dino. Tak hanya karya Urabe yang menarik perhatian. “Ada salah satu desain yang sulit untuk dibuat batik, karena kesakralan dari kain lawu. Jadi, saya dan suami memutuskan untuk mengadakan upacara sebelum membuat batiknya,” ujar Nia Fliam, salah satu juri ABDC.
Menurut Nia, batik memiliki misteri dalam setiap pembuatannya dan selalu membuat kejutan ketika batik selesai dibuat. “Batik tak hanya sekadar seni, tetapi juga sebuah pengabdian dan perjalanan spiritual. Batik adalah guru kehidupan,” katanya. Dilihat dari antusiasme warga Amerika mengikuti kompetisi ini, Dino Patti Djalal pun telah memasukkan kurikulum batik di sebuah sekolah dasar di daerah Chicago. (dwi29)
Incoming search terms:
gambar model kain batik sutera papua (9),desain sarung dan selendang batik (6),kemeja batik trendy alleira (5),alleira batik long kaftan (5),desainer batik solo (5)Mengawinkan Batik Dengan Detail Modern Menjadi Gaun Pengantin Internasional
Batik
tidak lagi sekadar menjadi jarik atau kemben yang identik dengan
masyarakat tempo dulu (jadul) atau pedesaan. Wujudnya pun tak melulu
helaian kain panjang tanpa jahit. Kain bermotif yang dilukis dengan
malam panas itu telah menjadi bagian trend fashion. Euforia batik yang
mewarnai industri fashion tanah air belakangan ini memancing beberapa
desainer yang berkreasi.
Seperti Ristya Stefanie yang mengawinkan
batik dengan detail modern menjadi sebuah gaun pengantin
internasional. Ia tidak memadukan batik dengan kebaya, separti busana
pernikahan adat. Mengusung konsep internasional, ia mengembangkan ide
segar dengan menyatukan dua unsur kebudayaan dalam upacara sakral: batik
dan bridal gown.
Gaun pengantin yang ditawarkannya memang sangat unik. Perpaduan
antara cutting modern ala bridal dan batik sebagai material utama.
Bridal gown yang biasanya bernuansa putih mendapat sentuhan corak batik
yang sangat eye catching Cocok untuk ratu semalam. ”Batik itu kan ciri
khas kita sebagai bangsa Indonesia, kenapa tidak kita pakai di hari
bahagia kita. Tapi, tetap konsepnya internasional dengan desain
ballgown.
Intinya, bagaimana agar batik digunakan
dengan style internasional,” ujar desainer asal Surabaya ini. Mengusung
desain busana pengantin internasional, perancang yang baru berusia 25
tahun ini tetap memasukkan aksesori-aksesoris tradisional dalam
rancangannya. “Kami membuat banyak desain. Ada yang konsepnya sangat
internasional bergaya Eropa, ada yang bisa dipakaikan paes, ada juga
yang menggunakan dengan jilbab,” katanya.
Berbagai jeni motif batik yang digunakan. Mulai mega mendung, sekar
jagat, motif khas pekalongan, hingga motif-motif kontemporer. “Tapi, ada
juga motif batik yang tidak aku pakai seperti batik parang, karena
tidak cocok digunakan untuk pernikahan. “Karena ingin mendapatkan
cutting sempurna pada gaunnya, ia sengaja memilih batik printing dengan
bahan satin sutra. “Kalau pakai batik tulis akan kaku jatuhnya, jadi aku
pakai batik printing berbahan satin sutra supaya jatuhnya gaun akan
lebih bagus.”Meski batik menjadi material utama pembuatan gaun pengantinnya, ia juga melakukan kombinasi dengan menggunakan bahan-bahan polos seperti brokat dan tile, serta permainan payet agar gaun terkesan lebih mewah. Ristya mengawali kariernya sebagai desainer dengan menjadi perias pada usia 13 tahun. Lalu berkembang menjadi perias pengantin pada usia 19 tahun. Sejak tahun 2011, ia mengembangkan bisnisnya menjadi make up and wedding design dengan batik sebagai trademark-nya. (dwi28)
Incoming search terms:
kreasi jilbab pengantin modern (36),rok batik panjang modern (12),batik parang untuk pernikahan (7),fashion gaun dari kain tile untuk wanita (7),desain baju pengantin internasional (6)Indonesia Punya Batik Terbesar di Dunia
Sudah
menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia sejak batik ditetapkan sebagai
salah satu budaya bangsa oleh PBB lewat UNESCO. Bayangkan bila hamparan
batik mengelilingi panggung berukuran 15×8 meter dan menjadikan sebuah
karya unik dan menarik.
Kreasi pembuatan panggung dengan motif batik terbesar hadir di
“Bidakara Wedding Expo 5″, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan belum lama
ini. Adalah Fajar Adi dari Rumah kampung Dekor sebagai penciptanya.
Awalnya, Fajar tak pernah memaksudkan kreasinya menjadi salah satu
pemegang rekor MURI (Museum Rekor Indonesia), tapi lebih karena
kecintaannya kepada Indonesia, termasuk dengan budaya batik.Read the rest of this entry »
Incoming search terms:
batik urban (1),kebaya wisuda sedunia (1)Ekspor Batik Terimbas Krisis Global
Menteri
Perdagangan Mari Elka Pangestu mengeluhkan ekspor batik nasional tahun
ini tidak sebaik tahun lalu. Pasalnya, pasar utama ekspor batik yakni
Eropa dan Amerika Serikat (AS) sedang diguncang krisis.
“Target ekspor pada tahun 2011 kemarin masih negatif karena Eropa dan
AS masih bergejolak. Selain itu, Jepang yang juga jadi negara tujuan
ekspor juga sedang memulihkan diri akibat tsunami pada tahun 2011 yang
lalu,” jelas Mari di kantornya, Jalan MI Ridwan Rais, Jakarta.Meski demikian, Mari tetap optimistis tahun ini ekspor batik kembali lebih menggeliat. Hal tersebut disebabkan, adanya diversifikasi produk. Dia menargetkan, rata-rata ekspor batik pada 2012-2015 akan tumbuh menjadi 10 persen, pada 2016-2020 tumbuh 15 persen, dan 2021-2025 tumbuh 20 persen.
Sementara itu, pertumbuhan produksi batik tahun ini ditargetkan mencapai angka 11,2 persen, sedangkan pertumbuhan 2012-2015 menjadi 15 persen, dan 2016-2020 naik 16,5 persen.
“Sedangkan pertumbuhan produksi 2021-2025 kami targetkan 18,5 persen, dan dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja. Target ini sesuai dengan visi menjadikan batik sebagai penggerak ekonomi kerakyatan,” imbuhnya.
Sebagai salah satu sektor industri ekonomi kreatif, batik menyerap 916.783 tenaga kerja dan konsumen dalam negeri lebih dari 72,86 juta orang.
Permintaan batik sepanjang 2006-2010 yang silam naik hingga 56 persen. Selain itu, 99,39 persen dari 55.912 unit usaha di industri batik adalah usaha mikro dan kecil.
Data ekspor terakhir, pada tahun 2010 nilai ekspor batik telah mencapai hingga USD69 juta antara lain ke Amerika, Belgia, dan Jepang. Sementara, produksi batik sendiri telah tercatat sekitar Rp3,9 triliun. (ivn59)
Incoming search terms:
batik nasional (5),batik negara jepang (3),eksportir kain kebaya (3),batik ekspor amerika (2),gamis songket kombinasi (2)Potensi Bisnis Batik Tulis yang Menjanjikan
Produk
berbasis budaya telah terbukti memiliki pasar tersendiri yang tak akan
pernah mati. Potensi itulah yang digarap Susan Dewijanarko, pemilik
usaha Lumbung Batik Purwanti, secara turun-temurun.
“Jika kita mau menghidupkan batik, kita juga akan dihidupi oleh batik,” ujar Susan belum lama ini.Falsafah yang dianutnya itu menunjukkan betapa yakinnya Susan akan bisnis batik yang digelutinya, juga yang ditekuni entah berapa banyak pengusaha batik lainnya di Indonesia.
Diakui oleh dunia sebagai warisan budaya khas negeri ini, batik yang kaya akan nilai artistik tinggi dengan sendirinya memiliki potensi finansial yang besar. Berlokasi di Dusun Pundungrejo, Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Batik Purwanti yang didirikan oleh ibunya pada 1968 bertahan sebagai lumbung uang keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
Read the rest of this entry »
Incoming search terms:
Susan Batik Yogyakarta (6),model baju gamis brokat nenek nenek (3),no telefon lumbung lurik batik purwanti klaten (2),batik purwanti bayat pundung rejo (1),contoh usaha yg potensial (1)Asty Ananta Punya Desainer Batik Sendiri
Artis
dan presenter cantik Asty Ananta yang selalu terlihat riang dalam
berbagai kesempatan. Sebab, ia selalu pintar menyesuaikan busana dengan
tema acara yang akan diisinya. Rupanya, Asty begitu mengagumi
“kecantikan” batik.
“Aku pribadi selalu menyesuaikan busana dengan tema acara tersebut.
Dari dulu aku memang suka batik. Apalagi sekarang batik banyak modelnya,
motifnya juga banyak. Jadi tidak hanya untuk acara khusus, acara
formal, tapi untuk sehari-hari juga sering aku pakai,” katanya ditemui
di Hotel Gren Melia, Jakarta.saking cintanya pada batik, bintang sinetron “Cewek Komersil” ini gemar sekali berburu batik hingga kepelosok Pulau Jawa sekalipun. Beraneka ragam motif batik yang ditemukan, memacu Asty untuk pintar memadupadankan busana.
”Koleksi batikku ada yang dari Pekalongan, Solo, Madura. Batik sekarang lebih bervariasi, karena masing-masing daerah punya ciri khasnya masing-masing, baik dari motif maupun dari segi warnanya. Dan sekarang aku makin punya banyak ide untuk memadupadankannya. Bahkan waktu Read the rest of this entry »
Incoming search terms:
astrid ananta (2),artis muda perancang kebaya (1),artis muda yang sering pakai batik sehari-hari (1),asty ananta jadul (1),batik ananta (1)Ibu Ani Yudhoyono Kenang Ibundanya yang Cinta Batik
Ibu
Negara Ani Bambang Yudhoyono mengenang masa-masa mudanya waktu dahulu
ketika sang ibunda memberikan pakaian daster bernuansa batik untuk
anak-anaknya.
Ibunda beliau pun sangat mencintai batik sejak dahulu, bahkan dari perangkat rumah tangga yang berbahan kain pun, seperti bed cover dan serbet semuanya bernuansa batik.“Saat saya masih muda dahulu, ibunda saya memberikan kami selaku putri-putrinya daster bernuansa batik. Serbet hingga bed cover di rumah kami saat itu juga bernuansa batik,” ungkap Istri orang nomor satu di Indonesia itu, dalam sambutannya di acara The Batik Essays a Collection of Love Stories, di Alun-Alun Grand Indonesia Shopping Center.
Beliau juga mengenang saat beliau menikah secara serempak dengan kakak dan adiknya. “Saya memang menikah saat itu secara berbarengan entah karena alasan efisien atau apa saat itu,” ujarnya, dibarengi tawa ringan para hadirin sambil menyimak sambutan beliau. Read the rest of this entry »
Incoming search terms:
kebaya ibu ani sby (7),model kebaya ibu sby (5),model baju ibu presiden (5),model baju batik ibu ani (4),model baju ibu presiden sby (4)Kunci Batik Indonesia Tetap Bersinar di Pentas Dunia
Untuk membuat
batik semakin mendunia, dukungan dari semua lapisan masyarakat
sangatlah diharapkan. Tidak hanya personal semata, tapi meliputi
dukungan dari seluruh rakyat Indonesia.
Pengukuhan Unesco pada 2009 terhadap batik sebagai warisan tradisi
kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia telah menjadi pekerjaan rumah
di pundak bangsa untuk tetap membesarkan dan melestarikan batik ke
pentas dunia.
Pasalnya, pekerjaan rumah itu tak berhenti sampai di situ saja.
Kesinambungan dari pengakuan yang telah disahkan secara internasional
perlu diwujudkan agar label yang telah susah payah didapat tersebut tak
ditarik kembali.Salah satu langkah sederhana yang dapat dilakukan yakni bersama-sama menyukai batik dan menjadikannya sebagai busana keseharian kita.
“Saya suka batik dan saya sering memakai batik,” ucap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat membuka World Batik Summit di JCC, Jakarta.
Bapak Presiden mengatakan, bahwa batik bisa menjadi busana keseharian karena dari awal kita suka memakainya. “Kalau semua orang Indonesia dan masyarakat dunia suka membiasakan mengenakan batik didalam keseharian, maka masa depan batik di dunia akan cerah,” pungkasnya. (ivn55)
Batik Keraton Cirebon, Sejarah yang Hampir Punah
Ada
sejarah panjang di balik batik yang bisa menguraikan tradisi bangsa
Indonesia. Begitu juga dengan batik Keraton Kanoman Cirebon yang hampir
punah ditelan waktu dan zaman.
Selama ini, batik Cirebon selalu dikaitkan dengan motif megamendung
yang menjadi ciri khas batik dari kota pelabuhan tersebut. Padahal,
sejarah batik Cirebon jauh lebih kaya ketimbang sekadar motif
megamendung semata.
Sejarah itu pun dimulai sejak berabad
lalu, seiring perkembangan masyarakat Cirebon. Daerah Trusmi, yang
dikenal sebagai penghasil batik di Cirebon, juga ikut bertumbuh dalam
perkembangan tersebut.
Dipercaya, batik Trusmi merupakan perluasan dari kebiasaan membatik
di kalangan warga keraton. Pada waktu itu, kegiatan membatik hanya
dilakukan di daerah keraton karena batik menjadi simbol status bagi
keluarga sultan dan para bangsawan Cirebon.
Namun, akibat terjadi peperangan dan
perpecahan kekuasaan pada masa itu, perajin batik keraton pun akhirnya
dikembalikan ke daerahnya masing-masing. Salah satu daerah asal para
perajin tersebut adalah Trusmi, di mana batik Cirebon terus berkembang
sampai sekarang. Read the rest of this entry »
Incoming search terms:
batik keraton cirebon (9),batik yang sudah punah (2),baju batik yang hampir punah (1),batik bermotif binatang (1),batik cirebon mega mendung keraton (1)Batik Indonesia Kaya Akan Motif & Warna
Batik
memang sudah terlanjur dipatenkan sebagai milik negeri jiran Malaysia.
Namun batik Indonesia tetap kaya akan motif, warna, dan selalu dikemas
dengan filosofi yang tinggi dan berkualitas.
Begitulah pandangan serta pendapat dari kenamaan desainer Ghea
Panggabean dalam memposisikan batik Indonesia terhadap batik buatan
Malaysia. Menurutnya, para desainer ataupun pengrajin batik di Indonesia
tidak perlu takut dan menganggap hal itu sebagai ancaman karena pada
dasarnya batik memang asli warisan budaya bangsa Indonesia.“Saya mengerti dengan kondisi tersebut. Tapi kita tak perlu takut, karena batik Indonesia itu jauh lebih unggul secara kualitas dan kuantiatsnya,” tutur Ghea yang ditemui seusai menggelar pergelaran busana “Lintas Generasi Kartini Masa Kini”, di Grand Indonesia.
Desainer yang rutin menggelar pergelaran busana di Malaysia itu menuturkan, batik di Indonesia itu jumlahnya banyak dan tersebar di setiap daerah. Berbeda dengan Malaysia yang batiknya hanya satu pilihan, yaitu batik Malaysia.
“Saya pribadi tidak begitu mempermasalahkan hal demikan, pasalnya memang batik kita berbeda dengan negeri tetangga tersebut. Paling yang menjadi perhatian kita adalah lebih kreatif menampilkan karya-karya apik. Karena tak dipungkiri di bidang fashion itu persaingannya begitu ketat,” jelas desainer yang sudah berkarya di bidang rancang busana selama 31 tahun ini.
Sang desainer menambahkan, dengan banyaknya orang yang memakai batik, maka secara tidak langsung Indonesia makin dikenal oleh dunia. “Saya bangga kalau tiba-tiba Armani pakai batik dalam koleksinya. Indonesia tentu saja akan makin dilirik oleh desainer-desainer top dunia,” tutupnya. (ivn53)
Incoming search terms:
kebaya ghea panggabean 2012 (3),motif batik kreasi manusia (3),filosofi motif batik (3),pandangan unesco terhadap batik (2),peragaan busana ghea (2)Demen Batik, Istri Uya Kuya Rela Belanja ke Pekalongan
Dalam
setiap show, Surya Utama atau yang kita kenal dengan Uya Kuya memang
jarang sekali berpakaian batik. Namun siapa sangka, Astrid istri dari
penyanyi/presenter (Uya Kuya) ini ternyata begitu pecinta batik.
“Kalau show di depan pejabat, biasanya saya selalu menyediakan
batik,” ungkap istri Uya, Astrid Khairunnisa, ditemui di Ritz Carlton,
Jakarta).Uya mengakui, dia memang jarang tampil dalam balutan batik. Biasanya, dia akan mengenai batik di acara resmi atau pergi ke undangan pernikahan saja. Read the rest of this entry »
Incoming search terms:
astrid istri uya kuya (3),model jilbab astrid kuya (3),tutorial jilbab ala astrid istri uya kuya (2),jilbab istri uya kuya (2),model kebaya pengantin muslim daerah pekalongan (2)1001 Motif Batik Yogyakarta-Surakarta Mendunia
Meski
telah menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) tak
membuat Sodikin merasa bangga dan berpuas diri. Pemilik Batik Mangkoro,
Yogyakarta, ini kembali termotivasi dengan mengenalkan batik ke
mancanegara.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Sodikin, yaitu mencetak ulang batik
1001 motif dengan warna yang berbeda, tidak lagi hitam, putih, dan
merah (batik 1001 yang memecahkan rekor Muri). Di mana Sodikin
memperkenalkan 1001 motif batik klasik dari tradisi Yogyakarta dan
Surakarta.
Read the rest of this entry »
Read the rest of this entry »
Incoming search terms:
batik hitam putih (2),motif batik surakarta dan yogyakarta (2),batik bermotif 1001 (1),batik mangkoro jogja (1),motif batik yang mendunia (1)Sebagai Pewaris Batik, Indonesia Harus Lebih Peduli Lagi
Sebagai
pemilik batik, bangsa Indonesia harus lebih peduli lagi terhadap
warisan budayanya tersebut, tidak hanya batik yang kini sudah
dikukuhkannya sebagai warisan pusaka dunia world heritage oleh UNESCO
beberapa tahun yang lalu.
“Batik memang asli warisan budaya Indonesia, semua bahan-bahannya ada
di seluruh Kepulauan Nusantara. Motifnya juga penuh dengan warna dan
simbolis-simbolis budaya Hindu dan Jawa,” ungkap pakar batik dari
Universitas Indonesia, Parwatri Wahyono saat berbincang dengan.
Menurutnya, kalau ada pihak yang mengklaim bahwa batik sebagai miliknya
tentu saja pernyataan itu tidak benar adanya pasalnya batik adalah
warisan asli budaya Indonesia. “Motif di batik memang berkaitan erat
dengan budaya Indonesia,” imbuhnya.
Sebab itu, Bangsa Indonesia sebagai pemilik seni batik semestinya menghargai keberadaannya saat Read the rest of this entry »Incoming search terms:
gambar batik yang ada di seluruh dunia (1),gaun pengantin jadul (1),KREASI BATIK INDONESIA (1)Batik Kontemporer Bergaya Abstrak
Kita
memang sudah lama mengenal dengan batik Solo, Yogyakarta, Pekalongan,
Cirebon, dan Garut. Bagaimana dengan batik Bandung? Dibanding para
sepupunya yang bergaya klasik, batik Bandung justru tampil kontemporer
dengan gaya abstrak yang dicipta lewat kata-kata puisi.
Pencipta Batik Bandung tersebut adalah Tetet Cahyati Popo Iskandar,
putri dari mendiang seniman dan maestro lukis kenamaan RH Popo Iskandar.
Darah seni dari sang ayah rupanya mengalir kental di nadi Tetet
Cahyati. Tidak hanya berkutat di seni lukis saja, justru pencetus batik
abstrak kontemporer ini merupakan seniman multimedia yang secara
bertahap mencipta batik dari larik puisi yang kemudian diterjemahkan
secara indah dan menawan ke dalam lukisan, lalu dicetak Read the rest of this entry »Incoming search terms:
penjAHIT bATIK KONTEMPORER (5),batik kontemporer bali (3),bandung kebaya online batik (2),nilai online unikom (2),lukisan neo klasik dan penciptanya (2)Annisa Trihapsari Kepincut Batik Banten
Batik
Banten memang kurang terkenal di industri mode. Namun ternyata, saat
ini batik Banten sedang giat dibudi dayakan. Tak heran, bila kini batik
Banten memikat hati artis cantik Annisa Trihapsari.
Batik Banten yang menjadi salah satu warisan budaya Indonesia memang
patut untuk dilestarikan dan dikembangkan serta dijaga oleh para
generasi penerus. Apalagi, keindahan corak batik selalu memberikan
keunikan tersendiri bagi si pemakainya. Berangkat dari alasan itu,
Annisa sangat terpesona dengan batik Banten.“Batik Banten ternyata bagus sekali. Aku baru kali ini memakai batik Banten, biasanya aku menggunakan Batik Cirebon. Aku pikir, Indonesia hebat sekali. Karena ada banyak sekali pakaian Read the rest of this entry »
Incoming search terms:
kebaya yang dipakai anisa pohan acara resmi (6),model batik artis anissa (4),model kebaya annisa trihapsari (3),tukang jahit kebaya karita yogyakarta (2),keunikan perkawinan anisa agus (2)Jerman Juga Pakai Batik
Batik
yang khas asli dari Indonesia ternyata kini dimiliki pula oleh negeri
lain, salah satunya negara Jerman yang kini tengah berkembang sangat
pesat. Dengan demikian, seperti apa rupa gaun batik yang dimiliki oleh
Jerman tersebut?
Seni budaya Indonesia terus mendunia dan batik menjadi salah satu
warisan budaya Indonesia yang sangat dihargai dan dikenal oleh seluruh
masyarakat didunia. Ketertarikan warga dunia seperti Eropa terhadap
batik menarik minat mereka untuk mengenalnya lebih dalam lagi. Banyak
negara lain yang juga tertarik untuk mendalaminya lebih lanjut, Jerman
menjadi salah satu di antaranya. Dengan mengulik lebih dalam, Jerman pun
kini sudah memiliki batik khas Eropa.Joachim Blank, seniman batik asal Eropa melihat bahwa ada perbedaan yang mendasar dari batik Indonesia dan Jerman. Blank mengatakan, bahwa perbedaan batik Indonesia dengan Jerman terletak pada warna yang digunakan oleh keduanya. Dalam pandangannya, batik Eropa bersifat lebih kontemporer sementara batik Indonesia berani memadupadankan warna sehingga kelihatan lebih indah dan anggun.
“Batik Eropa lebih kontemporer dan kami lebih memiliki ide ‘liar’ dalam mengekspresikannya. Apa yang Read the rest of this entry »